LOKAKARYA REGIONAL PENJANGKAUAN IYB

LOKAKARYA REGIONAL PENJANGKAUAN INDIKATOR YURISDIKSI BERKELANJUTAN (IYB)

Indikator Yurisdiksi Berkelanjutan (IYB) adalah suatu pendekatan untuk mengukur produksi komoditas  yang  berkelanjutan  dan  inklusif  di  tingkat  daerah  yang  dapat  menguatkan perdagangan dan investasi  pertanian yang berkelanjutan khususnya pada komoditas  kelapa sawit  di  Provinsi  Sumatera  Utara.

Bertempat Gedung Bina Graha Setdaprovsu Jalan P. Diponegoro No. 21A Medan Polonia, Kota Medan Kamis / 19 Oktober 2023. Lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pelaku tingkat nasional tentang pendekatan yurisdiksi berkelanjutan dan bagaimana hal itu melengkapi inisiatif nasional lainnya untuk mempromosikan produksi komoditas pertanian yang berkelanjutan, legal dan bebas deforestasi, dengan fokus pada kelapa sawit.

Pendekatan Yurisdiksi Berkelanjutan di Indonesia dimulai pada tahun 2018 dengan nama Inisiatif Terpercaya, sebuah inisiatif yang didanai Uni Eropa untuk melacak minyak sawit berkelanjutan dan mendefinisikan keberlanjutan yurisdiksi dalam skala besar. “Terpercaya” berarti dapat dipercaya dalam bahasa Indonesia dan nama tersebut mencerminkan tujuan inisiatif untuk menghasilkan informasi dan analisis yang kredibel untuk meningkatkan saling pengertian dan kepercayaan terhadap keberlanjutan minyak sawit Indonesia.

Terdapat 23 indikator pada Indikator Yurisdiksi Berkelanjutan (IYB) di tingkat  Kabupaten mencakup aspek ekonomi,  sosial,  lingkungan,  dan tata kelola berkelanjutan.  Indikator-indikator tersebut  mendukung proses perencanaan dan tata kelola di  tingkat  Nasional  dan Sub Nasional dan memetakan kemajuan Kabupaten menuju target  dalam kebijakan nasional  dan komitmen Internasional. IYB juga memungkinkan Kabupaten untuk menunjukkan proses produksi pertanian berkelanjutan, sehingga memperkuat perdagangan dan investasi berkelanjutan dan lebih lanjut memberi insentif pada produksi yang berkelanjutan.

Fitra Syawal Harahap Ka, Prodi Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Labuhanbatu menyampaikan pendekatan berbasis data akan menguntungkan semua pelaku di sepanjangrantai pasokan kelapa sawit, mulai dari membantu petani menunjukkan bahwa kelapa sawit mereka berasal dari lokasi bebas deforestasi, hingga membantu ingga membantu perusahaan pengimpor mengakses informasi penting untuk pemeriksaan uji tuntas mereka. perusahaan pengimpor mengakses informasi penting untuk pemeriksaan uji tuntas mereka.

 

Redaksi:

Fitra Syawal Harahap, S.Agr, M.Agr